Rutinitas Momong Adam (Versi Panjang) Hari-hari ayah di rumah hampir selalu ditemani Adam. Bocah kecil itu seperti matahari pagi yang baru terbit—hangat sekaligus tak kenal lelah. Begitu membuka mata, Adam langsung memulai petualangannya. Tidak ada waktu untuk duduk diam. Kakinya yang kecil bergerak tanpa henti, dari kamar ke ruang tamu, dari ruang tamu ke dapur, lalu tiba-tiba sudah muncul lagi di halaman. Ayah mengikuti di belakang, bukan karena ingin, tapi karena harus. Mata anak kecil itu selalu menemukan sesuatu yang baru untuk dieksplorasi. Kadang dia menyeret mobil-mobilan di lantai, suaranya berderak di keramik. Kadang dia mengangkat sandal kiri dan kanan yang berbeda, berjalan dengan bangga seakan sedang memakai sepatu mahal. Kadang pula dia datang dari luar membawa daun bayam atau ranting kecil dari kebun, lalu meletakkannya di meja seolah itu hadiah penting. Bagi Adam, rumah bukan sekadar tempat tinggal. Baginya, setiap sudut adalah arena bermain. Kursi bisa jadi benteng,...